Acara yang diadakan Kemdikbud dan Lembaga
Kepramukaan Nasional ini merupakan acara yang mempertemukan siswa-siswa dari
berbagai daerah di Indonesia. Tujuan acara ini adalah meredam tawuran,
penyuluhan narkoba dan seks bebas, memiliki rasa bangga berkebangsaan
Indonesia, serta memperkuat rasa persatuan dan kesatuan antar pelajar di
seluruh Indonesia.
Kebetulan, pada acara yang dilaksanakan pada
11-14 November 2013 di Lembang Asri Resort ini, sekolah kita ditunjuk sebagai
salah satu perwakilan dari Provinsi Banten dan satu-satunya perwakilan dari
Cilegon untuk mengikuti acara tersebut. Sekolah kita diwakili oleh Nafasya,
Rahma, dan Millano. Dan di sini mereka akan berbagi cerita. Simak yuk!
Apa saja sih
yang dilakukan selama Jambore Nasional?
“Biasanya,
di sana kita paling banyak seminar dan main game,” kata Rahma. Ini ceritanya.
Hari Pertama
Pada
hari pertama, peserta Jambore Nasional dari SMPN 1 Cilegon berangkat
menggunakan bus yang disewa dari Pemerintah Provinsi bersama rombongan dari SMP
sekitar Serang lainnya. Rombongan tiba di tempat tujuan sekitar pukul 3 sore,
lalu dijamu makan siang kemudian check in. Malam harinya adalah pembukaan dan
game persaudaraan. Pembukaan acara ini menampilkan beberapa kesenian yang ada
di daerah tuan rumah acara ini, yaitu Bandung. Sedangkan game persaudaraan merupakan
permainan sebagai sarana pengenalan antar siswa dari daerah satu dengan daerah
lainnya, sekaligus pembentukan kelompok. Satu regu beranggotakan 10 orang
dengan nama bunga untuk regu putrid dan nama hewan untuk regu putra. Setiap 3
regu, membentuk satu kelas. Kelas untuk putri dinamai dengan nama sungai
sedangkan regu putra dinamai dengan nama gunung. Gabungan kelas putri adalah kelompok Malahayati, sedangkan gabungan seluruh kelas putra adalah anggota kelompok Patimura.
Hari ke-2
Pagi yang dingin diawali dengan sholat
shubuh lalu berolah raga bersama. Kemudian beristirahat dan makan pagi.
Pukul 7.30 para siswa/i melakukan
upacara. Petugas upacara di pertama ini adalah perwakilan dari para siswa (laki-laki).
Di hari ke-dua ini, ada pembekalan
motivasi yang dibawakan oleh Mas Agung, motivator terbaik di Indonesia tahun
2009. Banyak sekali kata-kata motivasi yang baru ditemui di sana. Ada juga
permainan yang sangat melatih konsentrasi. Setelah motivasi, ada penjelasan
mengenai empat pilar yang dibawakan oleh Wakil Ketua MPR-RI, Bapak Lukman
Saifuddin. Yang berkesan bagi para peserta Jambonas adalah karena dapat bertemu
beliau secara langsung, (lumayan, biasanya cuma bisa lihat dari TV hehe..).
Di sore hari, ada permainan yang
dilaksanakan di luar ruangan. Game ini dilaksa Walau suasana sedang hujan
(gerimis), paara peserta tetap bersemangat sehingga permainan pun semakin seru
dan kiat mencapai prestasi oleh Dr. Indra Djati Sidiq
Hari ke-3
Hari
diawali seperti biasa, lalu melakukan upacara. Petugas upacara hari ini adalah
perwakilan dari para siswi. Kebetulan,
salah satu siswi di sekolah kita menjadi ajudan di upacaranya.
Sayangnya, kami belum dapat dokumentasi tersebut. “Awalnya saya ingin menjadi
pengibar bendera. Tapi, setelah melalui seleksi dan 3 orang telah terpilih,
tersisa dua orang, yaitu saya yang dijadikan sebagai ajudan dan orang ciamis
yang dijadikan sebagai tura (pengatur upacara). Nafa juga sempat mengajukan
diri, mungkin in bukan kesempatan kami. Lagipula, Nafa menjadi tim padus untuk
upacara hari ini. Walau bagaimanapun, adalah suatu kebanggaan bagi saya dapat
menjadi petugas upacara, dan kebanggaan bagi Nafa untuk ikut tim paduan suara
di acara perkumpulan siswa/i di seluruh Indonesia ini. Saya harap tahun depan
siswa/siswi SMPN 1 bisa menjadi lebih
baik dari kami,” kata Rahma.
Setelah upacara, ada pembangunan
karakter yang dibawakan oleh Ka Irwan dan penyuluhan mengenai Narkoba dan
HIV-AIDS oleh BNN.
Sore
harinya, ada game persaudaraan yang terpaksa dilakukan di aula karena hujan. Pada
malam harinya, dilakukan penutupan dengan pentas seni yang dibawakan oleh
seluruh anggota peserta Jambonas. Ini adalah malam terakhir bagi para peserta
JAMBONAS. Di malam terakhir ini, para peserta berfoto-foto, meminta akun media
social, bahkan meminta tanda tangan seluruh peserta sebagai kenang-kenangan.